30.5.13

Biduk


Ingin kuukir hidup melalui kanvas hidup bernama dunia. Ingin kutoreh lukisan bertajuk alam semesta. Ingin kuwarna tiap titiknya dengan garisan hidupku. Dengan cabang-cabangnya. Atas titahnya, maka jadilah.

Tak ada yang kebetulan di dunia ini. Kukewati masa dengan duka atas tinta-Nya. Kureguk tawa atas ridho-Nya. Kusentuh cinta atas izin-Nya. Ku tercampak atas garis-Nya. Dan aku memilih.

Telah disodorkan pilihan untukkku, dan ternyata kupilih. Dengan keputusan sendiri. Tanpa rekomendasi, tanpa basa-basi. Kuterjang. Demi sebuah kalimat. Harus kutepati.

Pilihan yang setengah hati kutetapkan, hanya demi satu janji. “Siapa pun, dengan penuh keberanian mengetuk rumahku dengan keseriusan, maka kuterima ia…” maka jadilah ia suamiku.

Dan susah. Sangat susah. Tak semudah yang kubayangkan menjadi sesuatu yang berarti. Menjalin ikatan bertajuk rumah tangga. Dan ini telah berlalu tujuh tahun. Setidaknya hampir. Tepatnya 75 bulan. Kurang lebih 2.250 hari ku arungi dengan setiap perpindahan jamnya tidaklah mudah.


Kulewati egoku melalui jalan geragal "mengusir"
Kulewati jalan penghancur "berpisah"
Hidupku berada di jalan bertanda koma. Belum selesai. Mari kita nanti, kita titi cerita di scene selanjutnya

Titipan Karya: Dari Jauh

0 comments:

Posting Komentar

Kirim pesan terbaik Anda untuk pengembangan situs ini!