29.5.23

A Slice of Story

 Tarian Malam


Malam merangkak naik menyelimuti malam. Mencoba meraih awan yang sedang bercumbu manis bersama bintang. Malam terhenti di garis biru, tak mampu meraih ceria awan dan tawa bintang. Gelap sesaat. 

Malam terpaku. Menatap permainan cahaya lampu odong-odong. Menggeliatkan kegembiraan para bocah yang enggan pulang menurutkan bapak ibunya. Mereka masih ingin bergembira dengan lampu-lampu dan gemerlap wanna. Tak dihiraukan lelah mata bapak ibunya yang seharian bekerja ingin memenuhi kebutuhan mereka. Pikir mereka. 

Berkedip-kedip menahan kantuk, memaksakan langkah dan tanpa pejam mengantar dan menemani langkah si kecil ke permainan yang membosankan bagi mereka, keseruan tak ternama bagi bocah bersenyum dewa. (Cermin)

A Slice of Story

 Mengisahkan Bahagia



Kupandangi ujung sepatu yang tak lagi baru. Pukul 08.14 WIB waktu gawai di tanganku. Kuhirup dalam aroma pagi yang kubayangkan mahal di jalan utama kota besar. Karbon. Di sini masih segar, masih hijau, kulafazkan hamdalah pengisah syukur dalam hati. Ucapan terima kasih kepada Allah Azzawajalla

"Selamat pagi, hari pagi." Sapaku kepada sepoi angin yang melintas. 

Sekilas tampak notifikasi WhatsApp terlintas. Manusia kesayangan di sana menyapa.

"Di Mana?"

Hamdalah berikutnya kubatinkan. Masih ada manusia yang menanyakan keberadaanku. 

Seperti dapat bonus di pagi hari. (Cermin) 

Language of Monday

Bahasa Indonesia untuk Indonesia dan Dunia

Bahasa Indonesia lahir dari pemuda. Bahasa Indonesia lahir dari kepedulian dan rasa cinta. Bahasa Indonesia lahir karena perjuangan dan darah. Bahasa Indonesia lahir dan ada untuk Indonesia. 

Bahasa yang tercetus pada tanggal 28 Oktober 1928 ini merupakan prakarsa pemuda Indonesia yang terhimpun dalam satuan pemuda yang mewakili suara dan ragam budaya. Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan lainnya. Pemuda yang paham, mau, dan mampu membaca potensi negara-nya ke depan. Puluhan tahun lalu dan hitungan ratusan ke depan. 

Bahkan, kini bahasa Indonesia bukan lagi kebutuhan bangsa sebagai entitas sebuah negara. Melainkan kebutuhan para penutut asking (nonpribumi) ya


ng tertarik, suka, cinta, dan bergantung pada tanah Indonesia pun mempelajarinya. Maka sewajarnya jika kita masyarakat Indonesia mengaplikasikannya dengan tetap melestarikan bahasa daerah serta menguasai bahasa asing.